Kisah Andreas - Ahli cuci darah yang berbisnis dengan berlandaskan hati
Saat Indonesia mengalami krisis moneter, Andreas japar merasakan sebuah kesedihan yang luar biasa dengan melihat para pasien penderita gagal ginjal di Indonesia yang meninggal karena tidak bisa membayar biaya cuci darah. Obsesi untuk menemukan teknologi dan juga jasa pelayanan cuci darah yang murah tapi berkualitas baik merupakan landasan berbisnis dengan hati yang diterapkan oleh seorang insinyur alumni Fisika tehnik ITB.
Bacalah kisah Andreas di link berikut
Bacalah kisah Andreas di link berikut
1 Comments:
Saya jadi teringat ketika saya menemani (alm) paman saya di RS. Sumber Waras, Grogol tahun 2008 yang lalu. Ketika saya melihat grafik jumlah pasien cuci darah selama kurun waktu 20 tahun yang dipajang di dinding ruang cuci darah tersebut, dalam pikiranku bertanya mengapa grafik itu menurun dan terendah pada tahun 1997-1998, pikirku ini dikarenakan krisis moneter, aku bisa membayangkan betapa sedihnya ketika itu banyak orang yang meninggal karena tidak mampu untuk cuci darah.
Salam,
Aulia Farkah
GD2k
Post a Comment
<< Home